PurwaCarita

Foto saya
Purwacarita merupakan salah satu naskah wayang di Nusantara yang paling banyak di kenal orang selain Purwakanda, Serat Pramayoga dan Serat Kanda. Blog ini mengenai pembuatan serial animasi wayang yang diangkat dari naskah Purwa Carita. Saya mengerjakan sendiri mulai dari naskah, modeling, animasi, dll... Untuk itu jika ada kekurangan saya mohon maaf sebelumnya. (^____^)"

Kamis, 18 November 2010

Wayang, riwayatmu kini...



Di antara banyak kesenian tradisional, wayang merupakan salah satu warisan budaya yang masih digemari sampai saat ini. Wayang merupakan gambaran kehidupan manusia dan di dalam pertunjukkan wayang terdapat pelajaran dan pendidikan tentang kebenaran. Namun sangat disayangkan, karena esensi nilai pertunjukan wayang sekarang sudah tergeser, yang pada mulanya wayang adalah tontonan sekaligus tuntunan, sekarang hanya bisa menjadi tontonan.
Wayang sebenarnya merupakan budaya India yang kemudian diadaptasi menjadi budaya Indonesia. Adaptasi disini hanyalah merupakan adaptasi bahasa semata, sedang untuk cerita dan tokoh-tokoh di dalamnya kurang lebih masih sama. Tokoh-tokoh yang ada dalam wayang merupakan representasi dari karakter-karakter manusia sekarang. Sehingga cerita dalam pewayangan pun juga sekitar kehidupan manusia. Seperti perwatakan kepemimpinan yang digambarkan tokoh Kresna, tokoh itu menunjukkan orang yang mempunyai tujuan hidup dunia dan akhirat yang imbang. Kresna juga merupakan tauladan seorang pemimpin yang patut ditiru dari sifatnya yang arif, bijaksana, pembela kebenaran dan memiliki pembawaan yang penuh wibawa.
Kaitannya dengan karakter seorang pemimpin dalam pewayangan dan karakter pemimpin saat ini sangatlah berlawanan, tokoh pemimpin dalam pewayangan yang menggambarkan pemimpin sekarang adalah Dasamuka, seorang pemimpin kerajaan Ngalengka ini mempunyai watak murka, hal ini tidak jauh dengan karakter kebanyakan pemimpin sekarang yang murka dan banyak korupsi harta rakyat. Padahal banyak karakter pemimpin wayang yang bisa dicontoh, seperti karakter yang direpresentasikan oleh tokoh Kresna.
Seni pewayangan masih eksis pada saat ini, meskipun keberadaannya sedikit tergeser oleh budaya lain, tapi masih ada akar-akar yang kuat dari budaya wayang yang ada dalam masyarakat, terutama masyarakat Jawa. Sehingga, perlu adanya suatu program pelestarian budaya khususnya budaya seni pewayangan agar keberadaannya terus eksis dan tidak semakin tergeser. Menyangkut hal ini, sebenarnya langkah yang dilakukan oleh pemerintah khususnya pemerintah kota solo yang telah sukses membangkitkan kembali minat masyarakat terhadap seni batik dengan program Batik Carnival beberapa waktu lalu itu merupakan langkah yang tepat untuk menyelamatkan eksistensi budaya sendiri. Sehingga, bukan tidak mungkin pemerintah juga membangkitkan minat masyarakat terhadap seni pewayangan asal caranya tepat.
Pertunjukkan wayang sekarang ini, meski masih dikategorikan eksis, tapi juga mengkhawatirkan. Hal ini nampak jelas bila dibandingkan antara pertunjukkan wayang jaman dulu dan pertunjukkan wayang sekarang. Pertunjukkan wayang sekarang cenderung keluar dari skenario, pesan moral yang seharusnya tersirat jelas dalam setiap adegan pementasan sekarang nampak mulai kabur. Wayang yang pada awalnya merupakan tontonan dan tuntunan, sekarang mengalami penurunan kualitas bobot pesan moral. Hal ini disebabkan karena banyak dalang sekarang yang dikategorikan sebagai dalang nakal , dalang yang dimaksud adalah dalang yang bicaranya kasar dan rusuh, bahkan mengarah pada pembicaraan dewasa. Inilah masalah yang paling sulit dipecahkan, ketika harus membangkitkan kembali seni wayang, masyarakat lebih tertarik dengan pertunjukkan wayang yang rusuh. Padahal, makna ’membangkitkan’ disini diharapkan tidak hanya bangkit dan banyak pertunjukkan wayang, tapi juga ngugemi nilai-nilai etika serta estetika dalam pertunjukkan wayang tersebut agar nilai dan pesan moral yang terkandung didalamnya tidak hilang.

Tidak ada komentar: